Monday, March 12, 2007

Pilek


Antara palsu dan nyata,
Entah bagaimana membedakannya
Yang ada saat ini hanya,
Keindahan yang palsu
Yang harus kutebus
Dengan kepedihan yang nyata

Malam ini, ku tembus rinai deras hujan
Tidak ada air mata
Hatiku menangis, meronta
Apakah sang langit mendengar ?
Hingga deras curahnya
Sebagai pengganti air mataku

Aku tak peduli, terus kutembus
Hujan malam ini
Aku ingin menikmatinya, aku ingin menikmati diam
Aku ingin sendiri
Malam ini

9 Comments:

Blogger pyuriko said...

samaan donk,.. aku jg lagi ingin terdiam seribu bahasa...

7:49 PM  
Blogger -ian- said...

kenapa emangnya ?

9:48 PM  
Anonymous Anonymous said...

Coba kalau semua orang pada diam dan menyendiri, kan jadi sepi hehehe. jadinya jgn diam dunk :), lebih enaknya dibicarakan aja gimana penyelesaiannya :)

1:38 AM  
Blogger kinanthi sophia ambalika said...

Salam kenal NUha...hahahaha semua pada narcis ya...kayaknya nuha enggak karena gak ada photona

2:05 AM  
Blogger Pempek M19 said...

hayo semangat jangan hannya diam, lagi pilek ya sama ding

5:17 AM  
Anonymous Anonymous said...

Diem nya Nuha biar pileknya ikut diem ya Nu? ya ga bisa Nu.... mestinya langsung pergi ke warung beli obat pilek. Ayo di berantas atuh pileknya. Mbok nanti nularin orang loh..... :D

5:17 PM  
Anonymous Anonymous said...

wah hampir sama postingnya dengan iko, sama2 lagi pengen nyepi dan menyendiri.. ya deh silahkan.. menyendiri itu sangat diperlukan untuk refleksi diri. ;)

6:35 PM  
Anonymous Anonymous said...

kesiannnn..makanya jd orng jgn bnyk dosa..hehhehehe

*kaboerrrrrrrrrrrrrrr

7:51 PM  
Anonymous Anonymous said...

diam seribu bahasa..
kok cuma seribu?
klek..klek...apa kabar non

elge

8:16 AM  

Post a Comment

<< Home