Wednesday, June 28, 2006

Seogok Cinta

Erat merangkul waktu
Kehidupan melemparku...

Terdamparku kembali
ditempat yang telah jauh kutinggal
tak kusinggahi lagi
setelah sekian lama

Kulihat disana...
Seogok cinta tergores, terkulai...
berdarah.... parah...

kuperhatikan sekelilingnya
Berdiri tegak pagar-pagar berduri
menjaganya dari khafilah
yang seiring berlalu

Pagar itu...
Mampu menjaganya, dari
segala yang ingin memnyentuhnya

Tapi...
Tak mampu menjaganya
dari desir angin
dari sapa embun

Lukanya teramat parah...
Setetes embun sejuk menyapa
Membangkitkan nyeri
yang selama ini bungkam

Lukanya teramat parah...
sentuhan lembut angin
membuatnya mengalirkan darah
perih...

Tapi...
Ia bertahan
karena ia tau
Sejuk embun akan mengobati lukanya
Dan sentuhan angin...
akan mengusir perihnya

Ia bertahan
Matanya mengalirkan butir-butir bening
dan asanya bergejolak